Jalan Terpendek hadapan Jember Dinamai Sudarman, Siapa Dia?

Jember – Ada jalan tersekejap di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang dinamai Jalan Sudarman. Jalan ini terletak di sisi selatan alun-alun, di Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, dengan lama kurang lebih tetapi 100 meter.
Jalan ini memisahkan bangunan kantor Bupati Jember atau kantor Pemerintah Kabupaten Jember beserta alun-alun. Kendaraan cuma bsama berjalan searah dari timur ke barat. Saking sekejapnya jalan ini, cuma ada satu bangunan kantor pemerintah daerah pada sana.
Tapi, siapa sesungguhnya pemilik nama Sudarman itu?
Nama Sudarman kosongbilkan ketimbang nama bupati Jember cukup masa kemerdekaan 1943-1947. Dia dipilih Komite Nasional Indonesia Daerah menggantikan Mas Boediardjo. Namun pria berkacamata ini mengakhiri masa pemerintahannya dengan tragis setelah ditangkap tentara Belanda.
Bupati Jember Sudarman [repro: buku Jember dari Waktu ke Waktu]Tahun 1947, Belanda memuluskan agresi militer dan berhasil menguasai Jember dari 21 Juli. Sudarman menolak menyerah dan bersikukuh tetap bersikeras dari Jember. Dia menegaskan kepada perwakilan tentara Belanda, bahwa sekadar hendak angkat kaki dari kota itu jika ada perintah resmi dari Presiden Soekarno.
BACA JUGA: Sejarah Masjid Baitul Amien Jember nan Dibangun lewat Urunan Botol lewat Gabah
Belanda tidak sedang ingin berdebat. Selasa, 14 Oktober 1947, ratusan tentara Belanda bersama dua tank mengepung rumah Sudarman. Ini bukan sekadar penangkapan. Ini semacam pamer kekuatan untuk menunjukkan siapa yang berkuasa.
Sudarman kencang kepala. Belanda meringkusnya dengan membawanya ke Sidarjo untuk ditahan di sana. Perjalanan ke Sidooarjo dilakukan dengan pengawalan ketat, karena Belanda khawatir serangan dari para pejuang yang dipimpin Sulton Fajar Nyoto. Sudarman memang sangat dihormati para pejuang, karena kejagoannya mendukung perlawanan terhadap Belanda.
Buku ‘Jember dari Waktu ke Waktu’ akan diterbitkan Sekretariat DPRD Kabupaten Jember menyebutkan, Sudarman dijuluki Bupati Pejuang. Ia mai sebagai pejuang dari sebuah sel tahanan dari Sidoarjo.
Sudarman digantikan Roekmoroto yang dianggap sebagai boneka berikut kaki tangan Belanda. Para pejuanh kemerdekaan memilih membentuk Pemerintah Darurat Jember dekat 3 Desember 1947 berikut mengangkat Raden Joeswono Darmowinoto memerankan bupati dekat 3 Desember 1947.
Joeswono bersama para pejuang memilih bermarkas di Hutan Wonowiri, Curahnongko, Kecamaran Tempurejo. Ia hangat digantikan Raden Soekarto dalam 1950, sesudah Indonesia menang mengusir agresi militer Belanda.
Kini Jalan Sudarman selain kepada perlintasan kendaraan yang hendak ke kantor Pemkab Jember, terus sering digunakan unruk gerakan apel aparatur sipil negara dan berolahraga. Beberapa kali gerakan pengumpulan massa laksana gerakan unjuk rasa terus dilaksbudakan dengan jalan ini. [wir/beq]